Jumat, 22 Juli 2016
“The Cakil” – A Chopped ’52 Split Window By Kustomfest on July 12, 2016@kustomfest
Masih segar diingatan kita hingar bingar kemeriahan KUSTOMFEST 2014 dan lucky draw yang menggetarkan dunia kustom yaitu “The Cakil” karya fantastis berbasis Volkswagen Beetle. Setelah digelaran sebelumnya pengunjung yang beruntung diganjar Triumph Old Skool Chopper dan HD Sportster Cafe Racer sebagai Luckydraw. Ajang KUSTOMFEST 2014 yang mengusung tema Kustom Rule! Menghadirkan sebuah VW Hot Rod sebagai Lucky Draw.
Kuat mengarah ke gaya Volks Rod, VW Beetle langsiran tahun 1952 tampil garang berkat sentuhan ide liar Lulut Wahyudi selaku punggawa Retro Classic Cycles (RCC). “Seluruh ubahannya dikerjakan dibengkel kami selama 4.5 bulan. Mulai dari konsep, proses pengerjaan, hingga finishing,” buka builder yang akrab disapa LT ini.
Hasilnya 180 derajat berubah dari bentuk asli Beetle. Aroma Oldskool kuat terpancar di mobil buatan Jerman ini berkat racikan top chop serta aplikasi suspensi daun depan dipasang melintang ala mobil-mobil Amerika buatan tahun 1920an. Bodi dan frame drop, jok two seater berbahan almunium dikombinasi ruang mesin belakang terbuka, goresan pintstripe karya Hiro “Wildman” Ishii dari Mooneyes mempertegas gaya Hotrod.
Mengandalkan dapur pacu VW Tipe I berkapasitas 1.200cc serta transmisi standar 4 speed dipadu quick shifter rancangan RCC didukung part aksesori Hot Rod sesuai dengan style-nya menunjukan kualitas karya RCC dengan hasil yang sempurna. ”Kami sangat konsen soal ide dan karya yang mampu mengangkat potensi lokal, yang mampu menginspirasi para penggemar otomotif lainnya untuk selalu berinovasi. Hot rod ini dibuat dengan mengandalkan sumber daya lokal yang ada di Reto Classic Cycles didukung para rekan yang memiliki visi yang sama untuk dapat berbicara dengan karya,” ujar LT.
Pemberian nama “The Cakil” ini terinspirasi oleh sosok tokoh pewayangan asli Indonesia yang dikenal dengan nama buto Cakil. Sosok yang memiliki sifat pemarah, jahat nan gigih dalam mempertahankan keyakinan. Spirit pantang menyerah ini yang diusung LT dalam berkarya.
Spesifikasi :
Frame
Frame: Rectangular tubing, Design And Fabrication By Retro Classic Cycles
Frame welding: TIG Welding by Retro Classic Cycles
Suspension
Front axle: Ford I-beam dropped axle By Super Bell
Front spring: Reverse leaf spring By Super Glide
Front radius arm: Hair pin By Retro Classic Cycles
Front shock: Short ride chrome By Pro Shock USA
Rear Axle & suspension: Stock VW Type-1, Refurbished by Retro Classic Cycles
Wheels & Tires
Front Wheels : Ford spoke wheels 15inch x 4” by Wire wheels
Front Tires : White wall Gum Dipped 5.60-15 by Firestone
Rear Wheels: Ford spoke wheels 16inch x 4.5” by Wire wheels
Rear Tires: White wall Gum Dipped 6.00-16 by Firestone
Brakes
Front brake: Drum brake Refurbished by Retro Classic Cycles
Rear brake: Drum brake Refurbished by Retro Classic Cycles
Electrical
Head Light : Ford 1932 by Wagner USA
Tail Light : Ford pick up by Ford
Painting & Powder Coat
Color: Black Glossy
Painter: Arief “Serba Iya”
Powder Coat: Black Glossy by Retro Classic Cycles
Selasa, 19 Juli 2016
Sedikit mengenal prinsip dasar KUSTOM KULTURE
Supaya enggak terkesan gado-gado
Jakarta - Apabila membahas tentang aliran modifikasi motor di dunia Kustom Kulture sudah hampir pasti tidak ada habisnya, apalagi di era yang sarat teknologi ini, pertukaran informasi di dunia sudah sangat mudah dan cepat.
Saking cepatnya terkadang tidak semua informasi dapat tercerna dengan baik, benar dan lengkap. Sebenarnya memang tidak ada urusan salah atau benar ketika kita berbicara tentang modifikasi motor. Tapi, tetap saja, butuh pengenalan sejarah supaya enggak malah jadi salah gaya. Atau malah salah aliran. Berikut ini info sederhana yang patut diketahu. (otomotifnet.com)
Bobber harus serasi dengan bodi besar
BOBBER
Gaya modifikasi yang dikenal sebagai Bobber sendiri berawal di era 40-50-an. Dipelopori oleh banyak pemuda Amerika yang pulang dari medan perang yang kesal dengan kesulitan hidup di masa damai. Hal itu dilampiaskan dengan kebut-kebutan dengan tunggangan semasa perang seperti Harley-Davidson tipe WL.
Dan istilah ini diambil dari kalimat bobbing yang berarti memangkas agar sebuah tunggangan mereka jadi lebih ringan, sederhana, mudah bermanuver, dan menekan biaya operasional. Didot dari rumah modifikasi Retrogrades Slaughter House di Bandung menyebutkan banyak yang salah atas istilah ini.
Semisal, ada yang mengatakan bahwa bobber harus identik dengan penggunaan ban lebar untuk roda depan dan belakang. Padahal sebenarnya itu mungkin hanya kebetulan, karena pada era dimulainya gaya modifikasi ini, motor-motor bongsor seperti Harley Davidson dan Indian-lah yang banyak mendominasi jalanan benua Amerika, analisanya.
Bukan berarti tidak ada bobber yang bagian rangkanya di modifikasi, tetapi memang biasanya hanya bersifat merampingkan dan mengurangi berat tanpa merubah bentuk asli rangka seperti dalam aliran chopper misalnya, ungkapnya lagi.
Brat Style harus punya detail dan finishing tinggi
BRAT STYLE & JAP STYLE
Aslinya, Brat Style sendiri adalah nama salah satu bengkel modifikasi di Jepang dan dipunggawai oleh Go Takamine. Secara umum karakternya masih masuk ke genre bobber, tracker, atau bahkan cafe racer dengan sentuhan gaya personal darinya.
Modifikator dari negara lain bisa saja punya detail berbeda. Dan itu jadi sah-sah saja juga kalau muncul sub genre yang lain lagi meski secara karakter serupa. Nah untuk istilah Jap Style, sebenarnya tampil dengan ketiga gaya tadi. Hal yang paling khas muncul dari budaya detail serta finishing yang tingkat dewa yang memang khas budaya masyarakat Jepang. Hal itu juga karena regulasi kelaikan sebuah kendaraan di Jepang memang tinggi sehingga memaksa modifikator membuat formula desain yang presisi.
Salah satu gaya dasar motor Chopper
CHOPPER
Gaya ini muncul dekade 50-60-an, merupakan terusan dari gaya bobber yang beken di era sebelumnya. Namun pola modifikasinya semakin ekstrim. Ambil contoh rangka asli yang dipotong (chop) atau bahkan membuat rangka baru untuk mengejar tampilan yang berbeda dari tampilan asli bawaan pabrik, seperti disampaikan oleh Rizky, seorang pehobi modifikasi motor dan pelahap literatur budaya roda dua di Jakarta.
Perubahan di sektor rangka bisa merambah ke mengubah sudut kemiringan rumah setir, memotong dan mengubah bagian backbone untuk penempatan tangki khusus. Bisa dibilang semua untuk aliran chopper semua mungkin dilakukan.
Barata Dwiputra dari bengkel Thrive Motorcycles Kemang Jaksel juga angkat bicara, ia menegaskan bahwa idiom chopper tujuannya untuk membuat perampingan dimensi serta mencari handling yang lebih lincah.
Memang beberapa sub-genre seperti Psychedelic dan Scandinavian Chopper di era 70-an umunya memanjangkan suspensi depan. Boleh jadi upaya memaksimalkan tampilan sedikit mengorbankan urusan handling motor.
FORM FOLLOW FUNCTION
Semua narasumber OTOMOTIF yang dihubungi secara terpisah itu sepakat menyebut satu hal yang tidak boleh terabaikan dalam modifikasi motor terlepas dari pilihan gaya adalah soal fungsi dari sebuah kendaraan.
Beragam aliran yang ada harusnya bisa memperluas kemungkinan dalam modifikasi. Tetapi agar tetap diingat, dalam setiap langkah kita memodifikasi motor, satu value penting yang harus tetap menjadi acuan, yaitu form follow function. Terjemahan bebasnya semua desain, aplikasi komponen serta
aksesori, dan berbagai detailnya harus tetap memenuhi soal safety serta sesuai dengan riding habit sehari-hari.
CAFE RACER
Hampir mirip sejarahnya dengan bobber, gaya ini muncul di Inggris pada era yang sama dengan pelaku awal serupa yaitu mantan prajurit pasukan Inggris di Perang Dunia II.Perbedaannya hanya di jenis motor yang digunakan dan referensi gaya modifikasi yang diambil.
Cafe racer menarik referensi dari motor-motor balap Grand Prix yang pada saat itu sedang digandrungi di daratan Eropa. Memanfaatkan motor-motor produksi pabrikan Britania Raya seperti Triumph, BSA, dan Norton para rockers di Inggris membuang komponen yang tidak diperlukan untuk menunjang soal kecepatan laju motor.
Dari budaya ini pulalah lahir beberapa motor yang bisa dikategorikan sebagai motor-motor cross breed, cerita Didot lagi. Contoh motor croos breed, menurut Didot, seperti kuda besi yang dikenal sebagai Triton.
Berbasis rangka featherbed dari Norton yang kuat, ringan, dan stabil dipadu mesin produksi Triumph yang tenaganya gahar.Opsi lain bisa pilih formula TriBsa (rangka BSA, mesin Triumph) atau Norley (rangka Norton Featherbed, mesin Harley-Davidson). Pokoknya sesuai namanya yang racer, tampilan berbanding lurus dengan performa.
TRACKER
Karakternya mirip cafe racer. Berawal dari motor-motor lintasan balap board track, flat track atau dirt track di Amerika, menarik bentuk dan fungsinya yang paling dominan yang sekarang sudah berkembang menjadi gaya modifikasi ini mengedepankan fungsi motor yang bisa dipacu di berbagai jenis lintasan, baik itu jalan tanah berkerikil atau jalanan aspal, urai Barata yang sehari-hari membesut sebuah Honda GL dengan tampilan khas
Scrambler.
Kalau sudah begitu semua, menurut pria yang latar belakang pendidikan tingginya desain grafis itu, komponen serta aksesori yang terpakai harus mendukung posisi berkendara sekaligus handling
Sumber: otomotifnet.com.
Jakarta - Apabila membahas tentang aliran modifikasi motor di dunia Kustom Kulture sudah hampir pasti tidak ada habisnya, apalagi di era yang sarat teknologi ini, pertukaran informasi di dunia sudah sangat mudah dan cepat.
Saking cepatnya terkadang tidak semua informasi dapat tercerna dengan baik, benar dan lengkap. Sebenarnya memang tidak ada urusan salah atau benar ketika kita berbicara tentang modifikasi motor. Tapi, tetap saja, butuh pengenalan sejarah supaya enggak malah jadi salah gaya. Atau malah salah aliran. Berikut ini info sederhana yang patut diketahu. (otomotifnet.com)
Bobber harus serasi dengan bodi besar
BOBBER
Gaya modifikasi yang dikenal sebagai Bobber sendiri berawal di era 40-50-an. Dipelopori oleh banyak pemuda Amerika yang pulang dari medan perang yang kesal dengan kesulitan hidup di masa damai. Hal itu dilampiaskan dengan kebut-kebutan dengan tunggangan semasa perang seperti Harley-Davidson tipe WL.
Dan istilah ini diambil dari kalimat bobbing yang berarti memangkas agar sebuah tunggangan mereka jadi lebih ringan, sederhana, mudah bermanuver, dan menekan biaya operasional. Didot dari rumah modifikasi Retrogrades Slaughter House di Bandung menyebutkan banyak yang salah atas istilah ini.
Semisal, ada yang mengatakan bahwa bobber harus identik dengan penggunaan ban lebar untuk roda depan dan belakang. Padahal sebenarnya itu mungkin hanya kebetulan, karena pada era dimulainya gaya modifikasi ini, motor-motor bongsor seperti Harley Davidson dan Indian-lah yang banyak mendominasi jalanan benua Amerika, analisanya.
Bukan berarti tidak ada bobber yang bagian rangkanya di modifikasi, tetapi memang biasanya hanya bersifat merampingkan dan mengurangi berat tanpa merubah bentuk asli rangka seperti dalam aliran chopper misalnya, ungkapnya lagi.
Brat Style harus punya detail dan finishing tinggi
BRAT STYLE & JAP STYLE
Aslinya, Brat Style sendiri adalah nama salah satu bengkel modifikasi di Jepang dan dipunggawai oleh Go Takamine. Secara umum karakternya masih masuk ke genre bobber, tracker, atau bahkan cafe racer dengan sentuhan gaya personal darinya.
Modifikator dari negara lain bisa saja punya detail berbeda. Dan itu jadi sah-sah saja juga kalau muncul sub genre yang lain lagi meski secara karakter serupa. Nah untuk istilah Jap Style, sebenarnya tampil dengan ketiga gaya tadi. Hal yang paling khas muncul dari budaya detail serta finishing yang tingkat dewa yang memang khas budaya masyarakat Jepang. Hal itu juga karena regulasi kelaikan sebuah kendaraan di Jepang memang tinggi sehingga memaksa modifikator membuat formula desain yang presisi.
Salah satu gaya dasar motor Chopper
CHOPPER
Gaya ini muncul dekade 50-60-an, merupakan terusan dari gaya bobber yang beken di era sebelumnya. Namun pola modifikasinya semakin ekstrim. Ambil contoh rangka asli yang dipotong (chop) atau bahkan membuat rangka baru untuk mengejar tampilan yang berbeda dari tampilan asli bawaan pabrik, seperti disampaikan oleh Rizky, seorang pehobi modifikasi motor dan pelahap literatur budaya roda dua di Jakarta.
Perubahan di sektor rangka bisa merambah ke mengubah sudut kemiringan rumah setir, memotong dan mengubah bagian backbone untuk penempatan tangki khusus. Bisa dibilang semua untuk aliran chopper semua mungkin dilakukan.
Barata Dwiputra dari bengkel Thrive Motorcycles Kemang Jaksel juga angkat bicara, ia menegaskan bahwa idiom chopper tujuannya untuk membuat perampingan dimensi serta mencari handling yang lebih lincah.
Memang beberapa sub-genre seperti Psychedelic dan Scandinavian Chopper di era 70-an umunya memanjangkan suspensi depan. Boleh jadi upaya memaksimalkan tampilan sedikit mengorbankan urusan handling motor.
FORM FOLLOW FUNCTION
Semua narasumber OTOMOTIF yang dihubungi secara terpisah itu sepakat menyebut satu hal yang tidak boleh terabaikan dalam modifikasi motor terlepas dari pilihan gaya adalah soal fungsi dari sebuah kendaraan.
Beragam aliran yang ada harusnya bisa memperluas kemungkinan dalam modifikasi. Tetapi agar tetap diingat, dalam setiap langkah kita memodifikasi motor, satu value penting yang harus tetap menjadi acuan, yaitu form follow function. Terjemahan bebasnya semua desain, aplikasi komponen serta
aksesori, dan berbagai detailnya harus tetap memenuhi soal safety serta sesuai dengan riding habit sehari-hari.
CAFE RACER
Hampir mirip sejarahnya dengan bobber, gaya ini muncul di Inggris pada era yang sama dengan pelaku awal serupa yaitu mantan prajurit pasukan Inggris di Perang Dunia II.Perbedaannya hanya di jenis motor yang digunakan dan referensi gaya modifikasi yang diambil.
Cafe racer menarik referensi dari motor-motor balap Grand Prix yang pada saat itu sedang digandrungi di daratan Eropa. Memanfaatkan motor-motor produksi pabrikan Britania Raya seperti Triumph, BSA, dan Norton para rockers di Inggris membuang komponen yang tidak diperlukan untuk menunjang soal kecepatan laju motor.
Dari budaya ini pulalah lahir beberapa motor yang bisa dikategorikan sebagai motor-motor cross breed, cerita Didot lagi. Contoh motor croos breed, menurut Didot, seperti kuda besi yang dikenal sebagai Triton.
Berbasis rangka featherbed dari Norton yang kuat, ringan, dan stabil dipadu mesin produksi Triumph yang tenaganya gahar.Opsi lain bisa pilih formula TriBsa (rangka BSA, mesin Triumph) atau Norley (rangka Norton Featherbed, mesin Harley-Davidson). Pokoknya sesuai namanya yang racer, tampilan berbanding lurus dengan performa.
TRACKER
Karakternya mirip cafe racer. Berawal dari motor-motor lintasan balap board track, flat track atau dirt track di Amerika, menarik bentuk dan fungsinya yang paling dominan yang sekarang sudah berkembang menjadi gaya modifikasi ini mengedepankan fungsi motor yang bisa dipacu di berbagai jenis lintasan, baik itu jalan tanah berkerikil atau jalanan aspal, urai Barata yang sehari-hari membesut sebuah Honda GL dengan tampilan khas
Scrambler.
Kalau sudah begitu semua, menurut pria yang latar belakang pendidikan tingginya desain grafis itu, komponen serta aksesori yang terpakai harus mendukung posisi berkendara sekaligus handling
Sumber: otomotifnet.com.
Sabtu, 16 Juli 2016
YEAGHH!!!!!!!!Pertama kali blog ini dibuat
YEAGHH!!!!!!!!Pertama kali blog ini dibuat dengan segala pertimbangan release. semoga info,selling product,article dll berguna brader hahaha
keep RESPECT..
Langganan:
Postingan (Atom)